Sosialisasi Program Bantuan Keuangan RTLH: Sinergi untuk Hunian yang Lebih Layak di Watuagung

Watuagung, 4 Juli 2025 — Semangat gotong royong kembali bergema di Balai Desa Watuagung saat sosialisasi Program Bantuan Keuangan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) digelar bersama para pemangku kepentingan dari Provinsi Jawa Tengah hingga elemen masyarakat.

Acara ini dihadiri oleh Dinas Perkim Provinsi dan Kabupaten, Camat Tambak, Kades dan perangkatnya, BPD, Pendamping Lokal Desa, para Ketua RT, tukang bangunan, dan tentu saja para penerima bantuan RTLH. Kebersamaan lintas pihak ini menjadi bukti nyata semangat kolaborasi demi mewujudkan hunian sehat dan layak untuk seluruh warga.

Kepala Desa Watuagung, Bapak Tirin, mengajak seluruh elemen masyarakat—terutama tukang, Ketua RT, dan penerima bantuan—untuk bersinergi dalam menyukseskan program ini. “Keselarasan dan komunikasi di lapangan adalah kunci sukses RTLH. Bagi yang belum paham, jangan sungkan bertanya kepada narasumber dari Perkim,” pesannya.

Ketua BPD, Bapak Chamim, menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi, seraya mengajak para penerima manfaat agar aktif berkontribusi dalam kehidupan sosial masyarakat. Ia menambahkan, “Meskipun pelaksanaan program bertepatan dengan Bulan Sura dalam kalender Jawa, semoga membawa keberkahan—karena dalam ajaran Islam, tidak ada hari yang buruk.”

Sementara itu, Ibu Siti Fatonah mewakili Camat Tambak yang berhalangan hadir, menyampaikan apresiasi kepada Dinas Perkim serta seluruh pihak yang telah menjembatani program ini ke masyarakat Watuagung. Ia menekankan pentingnya mengikuti aturan teknis dan prosedural untuk hasil yang maksimal.

Sosialisasi teknis disampaikan langsung oleh Bapak Wahyono dari Dinas Perkim, yang menjelaskan bahwa bantuan ini bersifat stimulan, bukan pembiayaan penuh. Total dana sebesar Rp20.000.000 per penerima terbagi menjadi:

  • Rp18.000.000 berupa material (dikurangi biaya operasional Rp85.000 dan pajak PPN/PPH)
  • Rp2.000.000 untuk upah tukang dalam skema padat karya

Menariknya, penerima bantuan juga diberdayakan sebagai pekerja, dengan target pekerjaan rampung dalam enam hari kerja. “Yang penting bukan semata-mata dana, tapi semangat di hati. Program ini hadir untuk menyehatkan warga dan memotivasi kerja keras,” ujar Wahyono.

Beberapa poin penting yang harus diperhatikan penerima:

  • Diperlukan swadaya warga agar hunian bisa benar-benar layak
  • Jendela dan pintu wajib baru, tidak boleh bekas
  • Jamban wajib ada bagi yang belum memiliki
  • Prioritas penggunaan dana: struktur dasar, kamar, dan lantai wajib diplur
  • Pekerjaan total (bedah rumah) diperbolehkan dengan tambahan swadaya pribadi

Penerima diimbau tidak bersikap sekarepe dewek, tetapi mengikuti arahan pendamping dan tim teknis. Bantuan ini bukan untuk memanjakan, tetapi untuk membangkitkan semangat mandiri dan memutus rantai kemiskinan.

Mari bersama-sama wujudkan Watuagung sebagai desa yang tidak hanya indah secara geografis dan budaya, tetapi juga nyaman dan layak untuk dihuni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *